Tiga Nakama Berbagi Cerita Permainan Favorit di Masa Kecil
Apa yang paling kamu ingat dari momen masa kecilmu? Biasanya, salah satu momen tak terlupakan di masa kecil kita adalah clickbet88 alternatif bermain! Sebagai anak-anak, bermain adalah salah satu kegiatan favorit. Tak heran jika kemudian kita memiliki koleksi mainan atau permainan favorit yang biasanya kita mainkan sendiri atau bersama teman-teman.
Hal ini juga dialami oleh tiga orang Nakama Tokopedia yakni Evira Tiffany Tiurma, Nathaniel Biancaputra dan Kristiasih Margaret. Ketika masih anak-anak, khususnya kala duduk di bangku Sekolah Dasar, ketiganya memiliki mainan favorit mereka masing-masing, mulai dari Tamiya hingga permainan Benteng! Seperti apa cerita mereka? Yuk baca bersama-sama!
Evira masih ingat betul bagaimana ia merengek untuk minta dibelikan boneka barbie. Ketika kecil, bermain boneka dan rumah-rumahan adalah kegiatan favorit Evira. Ia memiliki koleksi boneka hingga perlengkapan masak-masakan.
“Dulu aku biasanya main peran sama saudara aku. Jadi hari ini misalnya aku jadi Ayah atau Ibu, pokoknya kita gantian. Terus nanti kita pura-pura masak pakai mainan masak-masakan warna-warni gitu dari plastik. Aduh jadi kangen,” kenang Evira.
Ketika di sekolah, permainan favorit Evira beda lagi. Ia sangat senang bermain Bekel dan ABC 5 Dasar. Bagi yang mungin lupa, Bekel adalah permainan menggunakan bola kecil yang bisa dikepal tangan. Kita harus mampu melempar bola keatas, kemudian memindahkan biji bekel di lantai sebelum akhirnya menangkap bola kembali dalam waktu yang sangat singkat.
Sementara itu, ABC 5 dasar adalah permainan adu ketangkasan dimana masing-masing pemain harus menyebutkan nama hewan atau negara, sesuai kesepakatan di awal berdasarkan huruf yang muncul setelah suit dilakukan.
“Main bekel itu susah banget sih. Aku jadi belajar konsentrasi dan sigap karena harus fokus memindahkan biji bekel sambil melihat posisi bola. Apalagi ada masa-masa dimana teman-temanku mulai jago dan pamer trik mereka pas main bekel, itu aku jadi terpacu untuk latihan supaya bisa melakukan trik yang sama atau bahkan lebih,” cerita Evira.
Ketika ditanya permainan favorit ketika kecil, Nathan sempat berpikir selama beberapa lama. “Hmm apa yaa.. ada banyak banget!”
Namun, ia akhirnya menyebutkan Tamiya sebagai salah satu mainan favoritnya. Alasannya sederhana, karena saat itu Tamiya bisa dimainkan bersama teman-teman dan bisa di modifikasi sendiri sesuai keinginan.
“Dulu gue beruntung banget dapet banyak Tamiya dari Om. Udah gitu Tamiya yang dikasih adalah jenis yang jarang ada dan sudah dimodifikasi sedemikian rupa, jadi bangga tiap kali liatin ke temen,” kata Nathan.
Dulu, ia seringkali mampir ke tempat penyewaan arena Tamiya untuk bertanding dengan teman-teman. Hal paling menantang adalah ketika Tamiya harus melewati lintasan dengan putaran 360 derajat. “Dulu kan gue belum ngerti fisika, jadi ya percobaan aja setiap Tamiya bisa nggak melewati itu. Setelah SMP baru gue tau kalau ternyata mobil harus punya massa dan kecepatan tertentu untuk bisa melewati rintangan seperti itu.”
Selain Tamiya, Nathan juga senang bermain mainan tradisional tiap kali mudik ke kampung halamannya di Solo. Biasanya, ia dan saudara-saudaranya akan pergi ke pasar malam kemudian membeli perahu berbahan kaleng yang bisa bergerak apabila diberi api di dek bagian belakang.
“Pas masih kecil, gue ngerasa itu ajaib banget. Kapalnya bisa bergerak sendiri hanya dengan dikasih api di belakang. Lagi-lagi pas gue udah lebih besar dan belajar tentang Fisika baru deh gue ngerti sebenarnya gimana itu terjadi. Jadi sebenarnya penjual mainannya keren banget kan bisa menerapkan hal-hal seperti itu ke dalam mainan,” kata Nathan.